Yuk, KENALI BUDAYA DAERAH LAIN
Selasa, 02 Desember 2014
0
komentar
Sudah lama
sebenarya mau angkat topik budaya ini,kebetulan saat ini lagi ada hal yang menggelitik di
saat kenaikan harga BBM apa korelasinya dengan budaya
Ketika kami
semua ngumpul ngopi bersama ,ada seorang teman membuka obrolan
Dengan dialek Malang
an yang kental“ yok apa sam ngeneiki nasip e wong cilik arep golek sandang badog ae.direwangi
di kalahna BBM” ( gimana nasipnya
orang kecil mas,mau cari sandang pangan (baca: kebutuhan hidup) terpaksa di
kalahkan harga BBM)
Ada teman
lain yang nyelutuk “mbok aja bilang badog kok kasar men”
Nek
alus ya tepung,,wkwkkwkwkkwkwkk…kami tertawa lepas bersama
Disini agaknya terjadi beberapa perbedaan persepsi terhadap lontaran kalimat teman kita
yang
mengeluh,yah penulis katakan ,mengeluh dan bukan keluhan pribadi sebenarya kalimat diatas adalah keluhan sosial
,walaupun kedengaranya melenceng dari kaidah bahasa jawa yang alus
diasaat Harga BBM
naik sementara harga bahan pokok sudah merambat naik,inilah ungkapan kejengkelan wong cilik terhadap situasi ini,
mau menyalahkan siapa,kacamata pandang orang kecil dengan para petinggi negeri ini sungguh sangat beda
,bukan masalah salah atau benar,lha kejengkelan tersebut tercetus dalam kata kata badog
di atas yg seharusnya (pangan) dan masih banyak contoh ungkapan-ungkapan lain yang bisa bikin jadi salah paham.
Seperti pernah penulis bercerita
pas penulis mengalami kecelakaan ringan..penulis bilang “ gak jeru sih....tatune ning iki nyangkemkodok” ……ihkasare wong iki ..jawab temen penulis
yang waktu itu jengkuk penulis.
kata-kata “nyangkemkodok” (
membentuk menyerupai mulut kodok) karena lukanya menyerupai huruf V.dibudaya jawa
(baca:bahasa) itu termasuk perumpamaan dan kalimat itu utuh berdiri sendiri dan itu bukan
kata kata kasar karena menyebut cangkem
(baca:mulut) untuk hewan bukan untuk orang .
Ada
lagi kasus kepala mandor pembangunan rumah menegur pekerjanya yang lupa memakai helm
pengaman ,karena dia orang jawa..dia ngedumel “ raine kuli ae ndadak kon nggawe helem”Untung atas nya bukan orang
jawa dan kebetulan juga tak paham artinya
Kata
kata-kata raine (baca: wajahnya) wajah disini bukan berarti wajah dalam arti yang
sesunggunya bukan arti harfiah, ini hanya ungkapan (Cuma pekerja biasa aja kok suruh pake
helm pengaman)
ini juga ungkapan kejengkelan dari seorang pekerja kenapa dia pakai ungkapan yang
terdengar kasar ,di perspektif dia Cuma pekerja kasar dandengan gaji yang
tak seberapa kanapa mesti pake helm ,biasanya yang pake helm pengaman kan mandor,
yang gajinya gede dan Cuma mengkomando para pekerja, padahal itu semua demi
keselamatan kerja.
Disini pentingnya memahami dialeg dari masing-masing daerah
demi menghilangkan kesalah pahaman .dan itulah indahnya Indonesia ,kita bisa belajar banyak istilah-atau
kata kata dari saudara kita lain daerah dan disini juga seninya.disinilah indahnya perbedaan
jadi perbadaan menjadikan kita
kaya akan bahasa,budaya,dan adat istiadat.
Mungkin kalau kita
di kota Surabaya kita akan mendengar teman lama yang taksaling ketemu lama ketika bertemu“Yok opo kabarerek jiiiiiancuk ,suwe gak ketemu tambah sogeh ae keon”
Bagi
orang Jawa Tengah an kedengaranya bagaimana gitu, tapi itulah symbol keakraban
orang Surabaya itulah symbol pergaulan ,persahabatan akrab orang Surabaya…..
Baca Selengkapnya ....